AKADEMI KEBIDANAN BHAKTI ASIH
PURWAKARTA
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.J G1P0A0
HAMIL 30 MINGGU 4 HARI DI
PUSKESMAS
MULYAMEKAR PURWAKARTA
TANGGAL 18 JULI 2010
Laporan ini
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas
praktek klinik kebidanan 1 (Antenatal Care)
Dosen pembimbing
:
Wita Dewi Saparina S.ST
Disusun Oleh :
Puspitasari Dyah Pratiwi
NPM :044.175.10.102
AKADEMI KEBIDANAN BHAKTI ASIH
PURWAKARTA
2011-2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Antenatal Care merupakan perawatan atau asuhan yang
diberikan kepada ibu hamil sebelum kelahiran, yang berguna untuk memfasilitasi
hasil yang sehat dan positif bagi ibu hamil maupun bayinya dengan menegakkan
hubungan kepercayaan dengan ibu, mendeteksi komplikasi yang dapat mengancam
jiwa, mempersiapkan kelahiran dan memberikan pendidikan kesehatan. Asuhan
Antenatal penting untuk menjamin proses alamiah kelahiran berjalan normal dan
sehat, baik kepada ibu maupun bayi yang akan dilahirkan (Susilo, 2008).
Disamping
tujuan di atas, Antenatal Care juga bertujuan untuk mengenali secara dini
adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil
termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan, mempersiapkan
persalinan yang cukup bulan, melahirkan dengan selamat baik ibu maupun bayinya
dengan trauma seminimal mungkin, mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan
normal dan pemberian ASI ekslusif, mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima
kesehatan bayi agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal (Mochtar, 2005).
Kematian
ibu ( maternal ) salah satunya dipengaruhi oleh faktor predisposisi perilaku kesehatan. Perilaku ibu
hamil untuk meningkatkan kesehatan diantaranya dengan melakukan kunjungan
kehamilan pada cakupan K1 dan K4. Sebagaimana menurut Yulifah R, dan Yuswanto
TJA (2006) dengan system pencatatan dan pelaporan register kohort pada
kunjungan K1 dan K4 maka diketahui cakupan pencapaian kunjungannya secara
tempatif. Hal ini dilakukan sebagai deteksi dini ibu hamil beresiko di
fasilitas pelayanan KIA untuk menurunkan angka kematian ibu secara bermakna
(Syafrudin dan Hamidah 2008).
Cakupan
K1 di Indonesia tahun 2007 sebesar 83% di bawah target 100%, dan cakupan K4
sebesar 65,90% di bawah target 95% (Depkes RI, 2008). Adapun di Propinsi Jawa
Barat tahun 2007 cakupan K1 sebesar di bawah target 100%, dan cakupan K4
sebesar 77,34% dibawah target 95% (Dinkes Prov. Jabar, 2008).
Kabupaten
Purwakarta sendiri melaporkan bahwa pada tahun 2005 angka cakupan kumulatif K1
sebesar 81%, cakupan K4 baru mencapai 75%, kunjungan neonates mencapai 62% dan
persalinan oleh tenaga kesehatan baru mencapai 65%. Walaupun angka cakupan
tersebut cukup baik namun masih belum mencapai target Standar Pelayanan Minimal
K1 sebesar 90%, K4 sebesar 85%,
kunjungan neonatus 80%, dan persalinan oleh tenaga kesehatan sebesar 80%
(Dinkes Purwakarta, 2005).
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis
bermaksud meneliti lebih jauh tentang pentingnya pelaksanaan Antenatal Care
pada Ibu hamil di Puskesmas Plered kepada Ny. J G1 P0 A0
Hamil 30 minggu 4 hari dengan menggunakan manajemen 7 Langkah Varney,
diharapkan dapat memberikan masukan khususnya kepada Mahasiswi dalam memberikan
pelayanan kepada ibu hamil kelak, agar setiap ibu hamil dapat memeriksakan
kehamilannya secara teratur dan tepat waktu.
B . Tujuan Penulisan
1 . Tujuan Umum
Dilakukannya
manajemen kebidanan pada Ny. J G1 P0 A0
Hamil
30 minggu 4 hari di Puskesmas Mulyamekar pada tanggal 18 Juli 2011.
2. Tujuan Khusus
a. Dilakukannya pengkajian data secara
subjektif dan objektif pada Ny.J G1 P0 A0
Hamil 30 minggu 4 hari di Puskesmas Mulya Mekar pada tanggal 18 Juli 2011.
b. Dilakukannya analisa data pada Ny.
J G1 P0 A0
Hamil 30 minggu 4 hari di Puskesmas Mulya Mekar pada tanggal 18 Juli 2011.
c. Dilakukannya potensial masalah yang
mungkin terjadi pada Ny.J G1 P0 A0
Hamil 30 minggu 4 hari di Puskesmas Mulya Mekar pada tanggal 18 Juli 2011.
d. Dilakukannya
tindakan segera, yaitu apabila terdeteksi adanya komplikasi pada Ny. J G1 P0 A0
Hamil 30 minggu 4 hari di Puskesmas Mulya Mekar
pada tanggal 18 Juli 2011.
e. Dilakukannya perencanaan asuhan
kebidanan yang benar pada Ny. J G1 P0 A0 Hamil 30 minggu 4 hari di Puskesmas Mulya
Mekar pada tanggal 18 Juli 2011.
f. Dilakukannya pelaksanaan yang
diberikan pada Ny. J G1 P0 A0 Hamil 30 minggu
4 hari di Puskesmas Mulya Mekar pada
tanggal 18 Juli 2011.
g. Dilakukannya evaluasi dari hasil
asuhan yang telah di berikan pada Ny. J G1 P0 A0
Hamil 30 minggu 4 hari di Puskesmas Mulya Mekar
pada tanggal 18 Juli 2011.
h. Dilakukannya
Pendokumentasian 7 Langkah Varney pada Ny. J G1 P0 A0
Hamil 30 minggu 4 hari di Puskesmas Mulya Mekar
pada tanggal 18 Juli 2011.
C. Manfaat Penulisan
1. Institusi Kesehatan
Diharapkan dapat turut membantu tenaga
kesehatan dalam pelaksanaan kegiatannya di Puskesmas serta dapat menjadi bahan
masukan bagi pihak pelayanan kesehatan dalam melakukan Asuhan Kebidanan pada
ibu hamil.
2. Institusi Pendidikan
Untuk mengevaluasi hasil kegiatan
Praktek Klinik Kebidanan 1 oleh mahasiswa di lapangan serta untuk ilmu
pengetahuan dan keterampilan dasar yang telah diberikan.
D. Ruang Lingkup
Praktek Klinik Kebidanan 1 ( Antenatal Care) ini dilaksanakan di Puskesmas Mulya
Mekar pada Ny. N G1P0A0 Hamil 30 minggu
4 hari dengan kehamilan normal pada tanggal 18 Juli 2011 di Puskesmas Mulya
Mekar. Praktek Klinik Kebidanan 1 ini dilakukan agar mahasiswa dapat mengetahui
masalah apa yang terjadi pada ibu tersebut. Sehingga dapat dideteksi secara
dini kemungkinan adanya komplikasi, dan juga PKK 1 ini dapat dijadikan evaluasi
serta bahan perbandingan antara teori dengan kasus yang terjadi dilapangan,
cara subjektif dilakukan oleh penulis yaitu dengan mengambil data primer dengan
cara wawancara dan obserpasi, sedangkan untuk data objektif cara pengambilan
datanya melalui pemeriksaan dengan cara inspeksi, palpasi, auskultasi, dan
pemeriksaan laboratorium. Semua data tersebut baik subjektif maupun objektif
mengacu pada format manajemen kebidanan ibu hamil.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
A. Kehamilan
1. Definisi
Kehamilan merupakan
suatu mata rantai yang berkesinambungan dan dimulai dari ovulasi pelepasan
ovum, terjadi migrasi spermatozoa dan ovum, proses konsepsi nidasi (implantasi)
pada endometrium, pembentukan plasenta dan tumbuh kembang hasil konsepsi hingga
kira-kira 280 hari (40 minggu ) dan tidak lebih 300 hari (43 minggu) (
Prawirohardjo, 2006).
2. Fisiologi Kehamilan
Sesuai dengan definisi di atas setiap
kehamilan harus ada spermatozoa dan ovum. Proses konsepsi dan nidasi hasil
konsepsi spermatozoa yang ada dihasilkan dari spermatid yang memiliki jumlah
kromosom setengah (n) dari jumlah spermatosit yang kedua (2n). Spermatosit
tersebut telah mengalami mitosis dari embrional spermatogonium, dimana pada
awal pubertas spermatogonium ini dibawah pengaruh sel intertisial Leydig (Prawirohardjo, 2006).
Sedangkan pembentukan ovum berawal dari
embrional oogonium yang berkembang menjadi folikel primer. Karena pengaruh FSH,
folikel primer mengalami perubahan menjadi de
Graet hingga terjadinya proses pelepasan ovum yang disebut ovulasi. Ovum yang telah dilepas akan di
sapu oleh fimbrae menuju arah ostium tuba abdomnale dan telah siap untuk
dibuahi (Sastrawihata, 2006).
Dengan bersamaan jutaan spermatozoa yang
dikeluarkan di forniks vagina tapi hanya satu yang mampu untuk membuahi
sehingga terjadi proses fertilisasi di pars umpularis tuba. Setelah mengadakan
konsepsi, ia mengalami pembelahan sel hingga stadium morula hingga blastula dan
telah siap untuk nidasi atau tertanamnya blastula ke dalam endometrium yang
memungkinkan terjadi perdarahan pada luka desidua (Tanda Hartman)
(Prawirohardjo, 2006).
3. Tanda dan Gejala
a. Tanda-tanda Dugaan Hamil
1) Amenore
(terlambat datang bulan)
Karena proses konsepsi dan
nidasi sehingga menyebabkan tidak terjadinya pembentukan folikel de Graaf dan ovulasi.
2) Mual
(nausea) dan Muntah (emesis)
Rasa mual dan muntah ini terutama sering
terjadi pada pagi hari sehingga disebut juga dengan morning sickness. Hal ini
di pengaruhi oleh hormon estrogen dan progesteron sehingga terjadi peningkatan
atau pengeluaran asam lambung yang berlebihan. Dalam batas fisiologis keadaan
ini dapat diatasi. Akibat dari mual muntah ini bisa menyebabkan nafsu makan ibu
hamil berkurang.
3) Ngidam
Wanita hamil sering menginginkan makanan
tertentu, keinginan tersebut disebut dengan ngidam.
4) Sinkope atau Pingsan
Keadaan seperti ini karena terjadinya
gangguan sirkulasi darah ke kepala (sentral) sehingga menyebabkan iskema
susunan saraf pusat akan menimbulkan sinkope atau pingsan. Keadaan ini akan
menghilang setelah umur kehamilan 16 minggu.
5) Payudara Tegang
Pada saat hamil payudara akan terasa
tegang dan membesar, hal ini di pengaruhi oleh hormon estrogen dan progesteron
serat soinamotropin yang menimbulkan deposit lemak, air dan garam pada
payudara. Pada hamil pertama menyebabkan rasa sakit karena ujung saraf-sarafnya
tertekan.
6) Sering Miksi
Keadaan ini di karenakan adanya desakan
pada rahim ke depan sehingga menyebabkan string buang air kecil dan kandung
kemih cepat terasa penuh. Pada semester II hal ini sudah menghilang.
7) Konstipasi atau Obstipasi
Hal ini dipengaruhi oleh hormon
progesteron yang dapat menghambat peristaltik usus menyebabkan kesulitan buang
air besar.
8) Pigmentasi Kulit
a).
Sekitar Pipi : Cloasma gravidarum
Keluarnya melanophore stimulating hormone hipofisis anterior menyebabkan
pigmentasi kulit.
b). Dinding Perut
Terdapatnya striae livide, striae nigrae dan linea alba makin menghitam.
c).
Sekitar Payudara
Terdapat hiperpegmentasi pada areola mamae, putting susu yang makin
menonjol, kelenjar Montgomery
menonjol dan pemuluh darah menipis sekitar payudara.
d). Epulis
Hipertropi gusi disebut epulis dapat terjadi pada ibu hamil.
e). Varices atau Penampaan Pembuluh
Darah Vena
Keadaan ini di pengaruhi oleh estrogen dan
progesteron sehingga terjadi penampakan pembuluh darah vena terutama bagi
mereka yang mempunyai bakat. Penampakan pembuluh darah ini terjadi di sekitar
genetalia eksterna, kaki dan betis dan payudara. Tapi hal ini dapat menghilang
setelah persalinan.
b.
Tanda tidak Pasti Kehamilan
Tanda tidak pasti kehamilan dapat
dilihat sebagai berikut :
1). Rahim membesar, sesuai dengan masa
kehamilan
2). Pada pemeriksaan dalam di jumpai
Tanda Hegar, tanda Chadwiks, tanda
Piscaseck, kontraksi Braxton
Hiks dan teraba Ballottement.
3). Pemeriksaan tes biologis kehamilan
positif tapi sebagai positif palsu.
c. Tanda Pasti Kehamilan
1). Terdapat gerakan janin dalam rahim
2). Adanya denyut jantung janin
3). Baik didengar oleh stetoskop Laenec,
alat kardiografi, alat dopller, dan bisa dilihat dengan ultrasonografi
B. Perubahan Anatomis
dan Adaptasi Fisiologis Pada Ibu Hamil
1 . Perubahan pada sistem reproduksi
dan payudara
a. Perubahan Uterus
Pada
akhir kehamilan 40 minggu berat uterus akan menjadi 1000 gram dengan
panjang kurang lebih 20 cm dan tebal dinding kurang lebih 2,5 cm.
Pada
trimester ini lapisan-lapisan otot ini tampak lebih jelas.
1). Vagina
Pada
trimester ini selaput lendir vagina menjadi endematus, hipertropi,hypereremi
lebih sensitive meningkat seksual. Apabila terdapat kecelakaan pada kehamilan
maka perdarahan akan banyak sekali sampai dapat mengakibatkan kematian.
2). Serviks
Pada akhir kehamilan servik menjadi
lunak sekali dan portio menjadi pendek dan dapat dimasuki dengan mudah oleh
satu jari, serviks yang demikian disebut serviks yang matang (Prawirodihardjo,
2006).
a. Mamae
Mamae akan membesar dan tegang akibat hormon
somatomatropin,
estrogen dan progesteron akan tetapi mengeluarkan
air susu. Pada
kehamilan akan terbentuk lemak sehingga mamae menjadi lebih
besar. Apabila mamae akan membesar, lebih tegang dan tampak lebih hitam seperti
seluruh areola mamae karena hiperpigmentasi. Perubahan pada payudara yang
membawa pada fungsi laktasi disebabkan oleh peningkatan kadar estrogen,
progesteron, laktogen plasenta dan prolaktin. Stimulasi hormonal ini
menimbulkan proliferasi jaringan, dilatasi pembuluh darah dan perubahan
sektrorik pada payudara. Cairan yang jernih ditemukan dalam payudara usia
kehamilan 4 minggu dan kolostrum dapat diperah keluar pada usia kehamilan 16
minggu (Farrer, 2006).
b. Sistem Kardiovaskular
Volume darah akan
bertambah banyak kira-kira 25% dengan puncak kehamilan trimester 32 minggu di
ikuti dengan cardiac output yang meninggi sebanyak kira-kira 30%. Eritrcooesis dalam kehamilan juga
meningkat untuk memenuhi keperluan transpor zat asam yang dibutuhkan sekali
dalam kehamilan. Hemodilusi yang terjadi
lebih terlihat pada kehamilan 32-34 minggu (Farrer, 2006).
c. Sistem Respirasi
Pada trimester ini ibu
hamil sering mengeluh sesak nafas atau pendek karena tertekan oleh uterus yang
membesar kearah diafragma, sehingga diafragma kurang leluasa bergerak.
d. Sistem
Urinari
Biasanya pada ibu hamil
mengalami sering kencing dikarenakan uterusnya menekan saluran kencing, pada
kehamilan tua gejala ini sering timbul kembali dan karena atas pengaruh
progesteron ureter kiri dan kanan membesar.
e. Perubahan
Metabolisme
Pada sistem metabolisme
ini di antaranya pada trimester III kelenjar tiroid yang membesar sehingga BMR
menjadi 15-20%. Pada akhir kehamilan ini dibutuhkan pula protein yang banyak
untuk alat kandungan, payudara dan badan ibu serta untuk persiapan laktasi. Penambahan
berat badan pada trimester ini kurang lebih naik sekitar 5,5 kg (Farrer, 2006).
f. Perubahan Muskuloskeletal
Estrogen dan relaksasi
memberi efek maksimal pada relaksasi otot dan ligamen pelvic pada akhir kehamilan.
Relaksasi ini digunakan oleh pelvis untuk meningkatkan kemampuannya menguatkan
posisi janin pada akhir kehamilan dan pada saat kelahiran.
Lemahnya dan
membesarnya jaringan menyebabkan terjadinya hidrasi pada trimester akhir.
Simfisis pubis melebar sampai 4 mm pada usia gestasi 32 minggu dan
sakrokoksigis tidak teraba, di ikuti terabanya koksigis sebagai pengganti
bagian belakang.
g. Perubahan Kulit
Perubahan
yang terjadi sama dengan trimester I dan II.
h. Perubahan Payudara
Perubahan terjadi sama dengan trimester I
i. Sistem Endoktrin
BMR (Basal Metabolic Rate) meningkat hingga
15-20% pada trimester ini dan janin membutuhkan 30-40 gram kalsium untuk
pembuatan tulang dan gigi.
2. Adaptasi Psikologis Pada Kehamilan
Merupakan periode menunggu
dan waspada, rasa tidak nyaman akibat
kehamilan timbul, persiapan aktif menjelang persalinan, persiapan aktif menjadi
orang tua, timbul sejumlah rasa ketakutan dan terjadi proses kesedihan.
3. Intervensi Masalah Fisiologis Selama Hamil
a. Sering Miksi
Upayakan kencing teratur, latihan kegel
kurangi minum sebelum tidur. Pakai
pembalut dan lapor kepada petugas kesehatan, bila perlu.
b.
Rasa Letih dan Lelah
Istirahat
secukupnya dan diet seimbang.
c.
Mual dan Muntah
Jaga agar tidak terjadi
lapar/kekenyangan. Tidak merokok bangun pagi
makan biscuit, berbaring sebentar sampai keluhan berkurang. Minum the
rendah kafein hangat, makan sedikit sering dalam porsi kecil, hindari makanan
yang menyengat atau berbumbu.
d.
Keputihan
Sulit
dicegah anjurkan pakai pembalut, jaga kebersihan vulva. Sering ganti pakaian
dalam bila gatal, berbau ada perubahan warna segera periksa ke dokter.
e.
Pigmentasi Kulit
Biasanya sembuh sendiri selama laktasi
atau puerperium.
f.
Sering Pingsan
Latihan fisik ringan, tarik nafas dalam
ketika bangun dari tidur perlahan-lahan, suhu kamar atur sejuk, pakaian
elastis.
g.
Perasaan terbakar dalam dada
Hindari
makanan yang mengandung gas dan berlemak, minum teh herbal, kunyah permen kalau
perlu beri anatsida di antara waktu makan, bila gejala menetap periksakan.
h. Sembelit
Minum
air 6 gelas / hari, latihan fisik ringan, buang air besar teratur, senam
relaksasi, nafas dalam Jangan gunakan obat pencahar.
i.
Varises, nyeri tungkai dan haemoroid
Hindari
kegemukan, berdiri dan duduk lama, memakai pakaian ketat, sembelit, istirahat
latihan fisik dengan kaki lebih tinggi, pakai stoking, evakuasi bekuan darah
bila ada hemoroid, mandi air hangat.
j.
Sesak Nafas
Posisi badan bila tidur menggunakan
ekstra bantal, dan hentikan merokok.
k. Insomnia
Sering
berkomunikasi dengan kerabat atau suami.
l.
Rasa Khawatir dan Cemas
Istirahat
yang cukup, relaksasi, siapkan fisik, beritahu kepetugas kesehatan jika terjadi
sesuatu.
m.
Kram Betis
Cek apakah ada tanda human, bila tidak ada lakukan masase dan kompres
hangat pada otot yang terkena.
n.
Edema Kaki sampai tungkai
Asupan cairan dibatasi hingga berkemih secukupnya saja istirahat posisi
kaki lebih tinggi dari kepala.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan
a. Status Kesehatan
Kondisi kesehatan sangat penting dalam kehamilan, baik kondisi kesehatan
sebelum atau sesudah selama kehamilan, kehamilan dapat lebih berbahaya jika
wanita tersebut sedang sakit. Penyakit yang dapat membahayakan janin yaitu
penyakit umum seperti diabetes, anemia berat, penyakit ginjal tronik, dan
penyakit menular seperti rubelladan spilis yang dapat menyebabkan cacat bawaan.
b. Status Gizi
Selama masa kehamilan ibu merupakan sumber nutrisi bagi bayi yang
dikandungnya. Apabila wanita hamil memiliki status gizi yang kurang maka
beresiko bagi bayi dengan kondisi kesehatan yang buruk dan wanita dengan status
gizi yang baik akan melahirkan bayi yang sehat.
c. Gaya Hidup
Seperti perokok, mengkonsumsi obat-obatan,alkohol, rokok, minuman
beralkohol dan obat-obatan merupakan hal yang berbahaya bagi ibu dan bayinya.
d. Terpapar Zat Kimia yang Berbahaya
Zat yang cukup berbahaya bagi wanita hamil diantaranya zat fisik
misalnya radiasi, vibrasi, pana dan kebisingan, zat kimia seperti toluene
(bahan perekat) dan timah.
e. Hamil Diluar Nikah dan Kehamilan yang tidak
Diharapkan
Apabila ada orang-orang yang tidak menghargai ibu-ibu yang tidak
bersuami atau hamil diluar nikah akan mempengaruhi kejiwaan ibu tersebut selama
kehamilan, dan menyebabkan ibu tidak mengharapkan kehadiran bayinya dan menolak
kehamilan.
5. Pemeriksaan Kehamilan ( Antenatal Care)
a. Definisi
Pemeriksaan kehamilan atau sering
disebut juga dengan antenatal care
merupakan pemeriksaan dan pengawasan sebelum persalinan yang terutama ditujukan
pada pertumbuhan dan perkembangan ibu serta janinnya secara berkala yang
diikuti dengan upaya koleksi terhadap penyimpangan atau kelainan fisik dan
psikologis yang ditemuka (Prawirohardjo, 2006).
Selain itu pemeriksaan antenatal ini
adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalisasikan kesehatan mental dan
fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan
memberikan ASI, dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar.
b. Tujuan
Dalam
pelaksanaan asuhan kebidanan ini bidan berpedoman pada perannya yaitu sebagai
pelaksana, pengelola, pendidik dan meneliti. Adapun tujuan asuhan antenatal ini
adalah sebagai berikut :
1). Memantau kemajuan kehamilan untuk
memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang bayi.
2). Meningkatkan dan mempertahankan
kesehatan fisik, mental serta social ibu dan bayi.
3). Menemukan
secara dini adanya masalah atau gangguan dan komplikasi yang mungkin terjadi
saat kehamilan.
4).
Mempersiapkan kehamilan dan persalinan dengan selamat baik ibu maupun
bayi.
5). Mempersiapkan ibu dan keluarga dapat
berperan dengan baik dalam memelihara bayi agar dapat tumbuh kembang secara
normal.
Sedangkan
secara khusus dari pemeriksaan antenatal
ini adalah bertujuan untuk :
a).
Mengenal dan menangani sedini mungkin penyakit yang terdapat pada saat
kehamilan, saat persalinan dan masa nifas.
b). Mengenal
dan menangani penyakit yang menyertai hamil, persalinan dan masa nifas.
c). Memberikan
nasehat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, kala nifas,
laktasi dan aspek keluarga berencana.
d).
Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.
c. Kebijakan Program Kunjungan Antenatal
Sebaiknya
dilakukan paling sedikit empat kali selama kehamilan dalam waktu sebagai berikut :
1).
Satu kali kunjungan pada trimester I (< 14 minggu)
2).
Satu kali kunjungan pada trimester II (< 14-28 minggu)
3).Dua kali kunjungan pada trimester III
(>28-36 minggu dan sesudah minggu ke
36).
Walaupun demikian disarankan kepada ibu
hamil untuk memeriksakan kehamilannya dengan jadwal sebagai berikut : sampai
dengan kehamilan kurang dari 28 minggu pemeriksaan kehamilan sebaiknya empat
minggu setelah kehamilan 28-36 minggu perlu pemeriksaan kehamilan 2 minggu
sekali dan kehamilan 36-40 minggu sekali (Salmah, 2006).
Sehingga ditinjau dari keuntungan antenatal care ini sangat besar jadwal
kunjungan pemeriksaan antenatal care yang
efektif adalah sebanyak 12-13 kali selama hamil.
6. Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil
Asuhan antenatal ini dilakukan dengan cara
mengumpulkan data menetapkan diagnosa, rencana tindakan dan melaksanakannya
untuk menjamin keamanan dan keleluasaan serta kesejahteraan janin selama
periode kehamilan terutama pada pemeriksaan antenatal pertama ataupun ulangan
dan pendokumentasian 7 Langkah varney.
a. Peningkatan Data
Pada langkah ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap
dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Data yang diperlukan
ialah data subjektif dan data objektif.
Data subjektif adalah data yang
diperoleh dari hasil anamnesa seperti keluhan, riwayat penyakit sekarang,
riwayat menstruasi, riwayat perkawinan, riwayat kehamilan lalu, riwayat hamil
ini, riwayat KB, riwayat sistemik, riwayat operasi, riwayat penyakit keluarga.
Sedangkan data objektif adalah data yang
diperoleh dari hasil pemeriksaan, observasi baik fisik, laboratorium USG.
Pemeriksaan fisik ini dilakukan mulai dari tanda-tanda vital hingga pemeriksaan
sistematis (head to too), pemeriksaan
sistematis (pemeriksaan Leopold dan pemeriksaan Anogenital), pemeriksaan
penunjang berupa tes Hb dan Ultrasonografi.
b. Interprestasi Data
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosis atau
berdasarkan interpretasi yang benar atas
data-data yang sudah dikumpulkan di interpretasi sehingga dapat merumuskan
diagnosis masalah serta kebutuhan yang spesifik.
Dari keseluruhan interpetasi data seperti diagnosis dan masalah selain
itu diperlukan kebutuhan yang merupakan
pemecahan dari diagnosis dan masalah yang terjadi pada saat ini. Kebutuhan
disini tidak hanya yang dibutuhkan oleh klien tapi yang belum teridentifikasi
dalam diagnosis dan masalah yang didapatkan dengan melakukan analisa data (saifudin,2006).
c. Diagnosa atau Masalah Potensial
Langkah ini merupakan langkah ketika
penolong melakukan identifikasi diagnosis atau masalah potensial dan
mengantisipasi penanganannya. Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah
potensial atau diagnosis potensial berdasarkan diagnosis/masalah yang sudah
diidentifikasi.
Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila
memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan waspada dan bersiap-siap
mencegah diagnosis/masalah potensial ini menjadi benar-benar terjadi. Langkah
ini sangat penting sekali dalam melakukan asuhan yang aman (Saifudin,2006).
d. Kebutuhan Tindakan Segera
Pada
langkah ini bidan menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera melakukan
konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan klien berdasarkan kondisi klien.
Pada langkah ini, mengidentifikasikan perlunya tindakan segera oleh bidan atau
dokter dan atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim
kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien.
Langkah ini mencerminkan kesinambungan
dan proses manajemen kebidanan. Jadi, manajemen bukan hanya selama asuhan
primer periodic atau kunjungan prenatal saja, tetapi juga selama wanita
tersebut bersama bidan terus-menerus, misalnya pada waktu wanita tersebut dalam
persalinan (Saifudin,2006).
e. Perencanaan Asuhan
Pada langkah ini dilakukan pelaksanaan asuhan
langsung secara efisien dan aman. Pada langkah ke-6 ini, rencana asuhan
menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah ke-5 dilakukan secara
efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau
sebagian lagi oleh klien, atau anggota tim kesehatan lainnya. Waktu bidan tidak
melakukan sendiri, ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan
pelaksanaannya misalnya memastikan langkah tersebut benar-benar terlaksana.
g. Evaluasi
Pada langkah VII ini dilakukan evaluasi
keefektifan asuhan yang sudah diberikan. Hal yang dievaluasi meliputi apakah
kebutuhan telah terpenuhi dan mengatasi diagnosis dan masalah yang telah di
identifikasi. Rencana tersebut dapat dianggap efektif bila memang benar efektif
dalam pelaksanaannya.
Ada kemungkinan bahwa rencana tersebut
efektif,sedangkan sebagian lain belum efektif. Mengingat proses manajemen
asuhan ini merupakan suatu kegiatan yang berkesinambungan, maka perlu mengulang
kembali dari awal setiap asuhan yang tidak efektif melalui manajemen untuk
mengidentifikasi mengapa proses manajemen tidak efektif serta melakukan
penyesuaian pada rencana asuhan tersebut.
7. Pemeriksaan Kebidanan ( status obstreticus )
a. Abdomen
1). Inspeksi
Perut membesar depan atau kesamping (
misalnya membesar ke samping), keadaan pusat, pigmentasi di linea alba, adakah
striae gravidarum atau bekas luka.
2). Palpasi
Palpasi dilakukan untuk menentukan :
besarnya rahim, tuanya kehamilan menentukan letaknya janin dalam rahim.
Cara melakukan palpasi ialah menurut Leopold
yang terdiri dari atas 4 bagian :
a). Leopold I
Pemeriksaan Leopold I adalah untuk
menentukan tuanya kehamilan dan bagian apa yang terdapat dalam fundus uteri.
Cara
pemeriksaannya :
(1).
Kaki pasien di tekukkan pada lutut dan lipatan paha
(2). Pemeriksa berdiri sebelah kanan
pasien, dan melihat kearah muka pasien
(3).
Rahim dibawa ketengah
(4).
Tingginya fundus uteri ditentukan dan diukur
Tentukan
bagian apa dari janin yang terdapat dalam fundus
Beberapa
bagian dalam fundus :
(5).
Bagian kepala adalah keras, bulat dan melenting
(6).
Bagian bokong adalah lunak, kurang bundar dan tidak melenting
(7). Bagian punggung adalah keras,
panjang seperti papan, ada tahanan di
bagian ekstremitas adalah teraba bagian-bagian kecil
b). Leopold II
Pemeriksaan Leopold II adalah untuk
menentukan dimana letaknya bagian-bagian kecil dan dimana letaknya punggung
anak.
Cara
pemeriksaannya :
(1).
Kedua tangan pindah ke samping tentukan dimana punggung anak, punggung anak
terdapat dibagian yang memberikan rintangan yang terbesar. Misalnya keras,
panjang seperti papan (punggung). Kemudian tentukan bagian-bagian kecil yang
biasanya terletak bertentangan dengan bagian yang memberikan rintangan yang
terkecil(ekstremitas).
(2).
Kadang-kadang di samping terdapat bagian kepala atau bagian bokong jika pada
letak lintang.
c). Leopold III
Leopold III adalah untuk menentukan apa
yang terdapat di bagian bawah dan apakah bagian bawah anak sudah atau belum
masuk pintu atas panggul.
Cara
pemeriksaannya :
(1).
Dipergunakan satu tangan saja.
(2).
Bagian bawah ditentukan anatara ibu jari dan jari lainnya.
(3). Cobalah
apakah bagian bawah masih dapat digoyangkan atau belum.
d). Leopold IV
Leopold IV adalah untuk menentukan apa
yang terdapat dibagian bawah dan berapa masuknya bagian bawah ke dalam rongga
panggul.
Cara
pemeriksaannya :
(1).
Pemeriksa berubah sikapnya adalah melihat kea rah kaki pasien
(2). Dengan
ke dua tangan ditentukan apa yang menjadi di bagian bawah
(3). Ditentukan apakah bagian bawah
sudah masuk ke dalam pintu atas panggul , dan berapa masuknya bagian bawah ke
dalam rongga panggul
(4). Jika
kita rapatkan kedua tangan pada permukaan dari bagian terbawah dari kepala yang
masih teraba dari luar. Contohnya seperti :
(a). Kedua tangan itu convergant, hanya
bagian kecil dari kepala turun ke dalam rongga panggul.
(b). Jika kedua tangan itu sejajar, maka
separuh dari kepala sudah masuk ke dalam rongga panggul.
(c). Jika kedua tangan divergent, maka
bagian kepala sudah masuk ke dalam rongga panggul dan ukuran terbesar dari
kepala sudah melewati pintu atas panggul.
C. Imunisasi TT
TABEL 2.1
Jadwal Pemberian
Imunisasi
Antigen
|
Interval
(selang waktu minimal)
|
Lama
perlindungan
|
%
Perlindungan
|
TT1
|
Pada
kunjungan antenatal pertama
|
-
|
-
|
TT2
|
4
minggu setelah TT1
|
3
tahun
|
80
|
TT3
|
6
minggu setelah TT2
|
5
tahun
|
95
|
TT4
|
1
tahun setelah TT3
|
10
tahun
|
99
|
TT5
|
1
tahun setelah TT4
|
25
tahun/seumur hidup
|
99
|
Sumber
: Prawirohardjo , 2005
D. Indeks Masa Tubuh ( IMT )
WHO ( 1985 ) menyatakan batasan berat
badan normal orang dewasa ditentukan berdasarkan Indeks Masa Tubuh ( IMT )/Body
Mass Indeks (BMI). IMT di definisikan sebagai berat badan yang dibagi tinggi
badan kemudian dikalikan 100. IMT merupakan alat sederhana untuk membantu
status gizi orang dewasa yang berusia >18 tahun, kecuali bayi, anak-anak,
ibu hamil, olahragawan, dan orang dengan penyakit khusus seperti asites,
diabetes mellitus, dll.
IMT
= Berat Badan (kg)
________________________________
Tinggi Badan (m) x
Tinggi Badan (m)
BMI
dapat diinteprestasikan dalam kategori
sebagai berikut :
a.
Kurang dari 19,8 adalah berat kurang atau rendah
b.
19,8 sampai dengan 26,0 normal
c.
26,0 sampai 29 adalah berat lebih atau tinggi
d.
Lebih dari 29 Obesitas ( wordpress ,
2008 ).
Wanita
dengan kategori rendah, peningkatan berat badan idealnya saat hamil adalah 12,5
sampai dengan 18 kg. kenaikan berat badan ibu dianjurkan sekitar 1-2,5 kg pada
trimester pertama dan selanjutnya rata-rata 0,5 kg setiap minggu. Sampai akhir
kehamilan kenaikan berat badan yang dianjurkan tergantung status gizi awal ibu
(ibu BB kurang 14-20 kg , ibu BB normal 12,5-17,5 kg dan ibu BB lebih/obesitas
7,5-12,5 kg) ( Wordpress, 2008).
E. Ketidaknyamanan yang sering terjadi pada
Trimester III
1.
Diare, dapat dikurangi/dicegah dengan cairan pengganti, hindari makanan
yang berserat tinggi, makan sedikit tapi
sering.
2. Edema
dependem, dapat dikurangi dan dicegah dengan hindari posisi berbaring, hindari
posisi tegak untuk waktu lama.
3. Gatal-gatal dapat dikurangi/dicegah
dengan gunakan kompres, mandi siram dengan air jeruk, gunakan cara mandi
oatmeal.
4.
Pusing dapat dikurangi/dicegah dengan bangun perlahan, hindari berdiri terlalu lama,
hindari berbaring dalam posisi supine.
5. Mati rasa dan rasa geli pada jari
tangan dan kaki dapat dikurangi/dicegah dengan jelaskan kemungkinan penyebab,
perhatikan postur tubuh yang benar, rebahkan diri.
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian Data
1. Anamnesa
Pada tanggal 18 Juli 2011, jam 10.00 WIB di
Puskesmas MulyaMekar Ny J, 21 tahun,
Indonesia, Islam, SMA, Ibu rumah tangga,
dengan suami Tn. A, 23 tahun, Indonesia, Islam, SMA, Wiraswasta, Pendapatan
perbulan Rp. 2. 500.000,- beralamat di Desa Cigelam RT.05/05
Purwakarta. Ibu mengaku hamil 7 bulan, ibu mengatakan sakit pinggang dan mudah
lelah pada saat melakukan pekerjaan rumah sejak 2 hari yang lalu, tidak ada
penyakit yang menyertai kehamilannya saat ini.
Riwayat menstruasi, menarche umur 12 tahun,
siklus 28 hari, teratur, lamanya 4 hari dengan sifat darah encer ada gumpalan.
Banyaknya ganti pembalut 3x sehari, tidak ada disminore. HPHT tanggal
16-12-2010 dan taksiran persalinannya adalah tanggal 23-09-2011. Menikah satu
kali, nikah pertama umur 20 tahun, dengan suami umur 22 tahun dan lamanya 1
tahun. Saat hamil muda ibu mengeluh sering kencing.
Ibu memeriksakan kandungannya ke bidan saat
hamil muda 3 kali dan hamil tua 5 kali. Ibu mengkonsumsi Fe 1x sehari. Ibu
mengaku telah diberikan imunisasi TT ( Tetanus Toxoid) 2 kali. TT1 pada tanggal
06-01-2011 dan TT2 pada tanggal 06-02-2011. Ibu merasakan gerakan janin saat
usia 20 minggu. tidak punya riwayat penyakit sistemik seperti
jantung,hypertensi,diabetes mellitus dan sebagainya.
Tidak ada riwayat operasi. Tidak ada riwayat
penyakit keluarga seperti hypertensi, asma dan diabetes mellitus. Pola makan
sehari-hari, ibu makan 3 kali sehari, pagi : nasi, telor, kerupuk, siang :
nasi, tempe, sayur bayam,sore : nasi , ikan, tahu, dan sayur kangkung. Minum
8-10 gelas air putih sehari dan 1 gelas susu, buang air kecil sering 5-6 kali
sehari pada siang hari dengan warna kuning jernih bau khas.
Pekerjaan ibu sehari-hari yaitu mencuci,
mengepel, masak dan mengerjakan pekerjaan rumah tangga lainnya. Pola eliminasi
BAB 1-2x/hari dengan konsistensi lunak dan bau yang khas. BAK 5x sehari dengan
warna kuning jernih. Biasanya ibu melakukan pekerjaan rumah seperti menyapu,
memasak, mencuci, membereskan rumah dll. Ibu tidur malam selama 7-8 jam, serta
ibu mengaku tidak pernah tidur siang. Tidak ada keluhan saat berhubungan, ibu
mengaku melakukan hubungan suami istri 2 kali seminggu. Kehamilan ini adalah
kehamilan yang diiinginkan, jenis kelamin yang diharapkan laki-laki perempuan
sama saja. Kepercayaan saat kehamilan tidak ada.
2. Pemeriksaan Fisik
Pada
saat pemeriksaan objektif diperoleh hasil sebagai berikut, tekanan darah ibu
120/80 mmHg, nadi 80x/menit, respirasi 23 x/menit dan suhu 36,60C.
Tinggi badan ibu 160 cm, berat badan ibu sekarang 64 kg, dan sebelumnya 53 kg.
Jadi peningkatan BB ibu 11 kg. Pemeriksaan sistematis mulai dari kepala, yaitu,
rambut bersih, tidak ada ketombe, tidak berbau. Muka tidak oedema. Mata,
palpebrae tidak oedema, conjungtiva tidak anemis, sclera tidak icterik, pupil
mengecil saat terkena cahaya.
Telinga, tidak ada serumen, tidak OMP (
Outitis Media Plouren). Hidung bersih, tidak ada secret, tidak ada polip. Mulut
dan gigi, mulut bersih,tidak bau, tidak aptae, gigi tidak caries, tidak ada
gigi tanggal. Leher, tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada
pembesaran kelenjar getah bening. Dada dan aksila, mamae membesar, simetris, tidak
ada tumor, putting susu menonjol, areola hyperpigmentasi, paru-paru normal (
tidak ada weezing), jantung normal bunyi lupdup.
Aksila
tidak ada tumor. Pemeriksaan abdomen, di inspeksi, perut membesar dengan arah
memanjang. Tidak ada pelebaran vena, linea nigrae (+), striae albican tidak
ada, palpasi 26 cm. Leopold I teraba satu bagian bulat, lunak dan tidak
melenting ( bokong ), Leopold II, bagian kiri teraba satu bagian keras,
panjang, seperti papan dan ada tahanan besar yaitu ( punggung ). Bagian kanan
terasa bagian-bagian kecil, kosong yaitu ( ekstremitas ).